Senin, 02 November 2009










Tanda-tanda demam pada manusia, badan terasa menggigil (gemetar). Kalau pada mobil, mesin bergetar berarti ada komponen tak beres. Gangguan itu sangat menyebalkan, terutama saat menunggu lampu rambu (traffic light), suara mesin terdengar pincang.

Mereka-reka penyebab mesin bergetar, bisa mengeluarkan banyak biaya ketika akan dibawa ke bengkel. lain hal, jika Anda sudah mengetahui biangnya, tak bakalan dikelabui mekanik. Mungkin, beberapa petunjuk di bawah ini bisa membantu Anda.

1. Busi mati
Mesin pincang, nggak cuma kondisi stasioner juga saat jalan. Biasanya, dari 4 busi ada satu yang mati. Solusinya, ganti busi, disarankan semuanya agar kondisinya sama.

2. Distributor rusak
Sistem pengapian tidak sempurna akibat distributor rusak, membuat putaran mesin tidak rata.

3. Koil rusak
Mesin bergetar, langsung mati dan tidak bisa dihidupkan. Bila kerusakan koil sudah parah, mesin sulit dihidupkan. ganti komponen pembangkit listrik ini.

4. Sistem Injeksi terganggu
Untuk mobil yang sudah menggunakan sistem pasokan bahan bakar injeksi. Gejalanya, mesin bergetar dengan frekuensi agak jarang dan muncul pada putaran mesin tinggi. Jika kerusakan belum parah atau sekadar terjadi penumpukan kotoran, bisa dilakukan pembersihan dengan kalibrasi ulang nosel injektor.

5. Karburator kotor atau bermasalah
Mesin tidak akan bekerja sempurna dan timbul getaran. Komponen ini punya tugas menyuplai bensin ke silinder.

6. Setelah idle dan valve karburator
Ini khusus untuk mobil yang masih memakai karburator. Bila setelan idle terlalu tinggi dan katup karburator tak menutup sempurna, mesin bergetar saat dimatikan. sebab, kala kunci kontak sudah di off, mesin masih mendapat suplai bensin. jadi, perlu setel ulang karburator. (Sasmita Pribadi)

Rabu, 01 Juli 2009

OVERHEAD CRANE DAN GANTRY ( kerangka luncur )

Crane dan komponennya merupakan investasi peralatan yang sangat mahal. Crane mempunyai peranan yang fital pada sektor industri yang menggunakannya. Oleh karena itu, pengoperasian yang benar, inspeksi dan perawatan sangat dibutuhkan untuk menghindari breakdown dan kecelakaan kerja.

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan saat instalasi crane dan komponen
1. Keakurasian kelurusan Lajur rell (runaway rail) harus sempurna
2. Yakinkan semua perakitan alat dan komponen pendukung sesuai dengan instruksi manufaktur pembuat.
3. Pastikan sambungan, baud, mur dan pin-pin pengunci dalam kondisi kencang.
4. Singkirkan alat-alat/ barang-barang yang tidak perlu seperti baud, obeng, mur, palu dll. Alat atau barang-barang tesebut akan sangat membahayakan keselamatan manusia dan juga overhead crane itu sendiri, apabila tertinggal pada rell, gilder setelah instalasi.
5. Lumasi/grease bearing dan tambah oli gearbox jika diperlukan.
6. Lumasi/grease hoisting cable.
7. Pastikan tidak ada kotoran setelah instalasi seperti oli, grease yang tertumpah, kain lap dll. Bersihkan dan pastikan kering jika ada cairan yang tertinggal.

Pengecekan setelah crane selesai diistalasi.
1. Cek semua operasi pergerakan crane kesegala arah.
2. Cek hoisting unit terutama suply tiga phase
3. Cek dan lakukan penyetelan pada semua brake (sistem pengereman)
4. Cek semua limit stop, atau pengunci atau alat pengaman dan lakukan penyetelan yang sesuai
5. Operasikan crane secara pelan kesegala arah, sepanjang jalur rell traveling, jalur rel traversing dan sepanjang jalur pengangkat.
6. Test crane dengan beban pengganti. Beban operasional tidak boleh lebih 80 % dari beban maksimum pengganti saat test, dan beban test tidak boleh lebih 125 % dari rata-rata beban operasional, kecuali sesuai dengan yang recomendasikan oleh manufakur pembuat.

INSPEKSI OVERHEAD CRANE


CRANE INSPEKSI



Frekuensi inspeksi sebagai upaya perawatan sangat diperlukan sesuai intensitas penggunaannya, untuk penggunaan crane yang terus menerus harus mendapat perhatian lebih daripada crane yang penggunaanya ringan atau hanya sesekali.

BERIKUT INSPEKSI YANG DIREKOMENDASIKAN
Inspeksi harian sampai bulanan
1. Operasional fungsi dari limit swicth, dengan cara jalankan crane tanpa beban pada hook secara perlahan-lahan sampai mengenai limit switch.
2. Operasional fungsi mekanik seperti penyetelan ulang, kerusakan fungsi mekanik dll
3. Operasional komponen hidrolik dan pnuematik, pengecekan kurang kencangnya sambungan, baud karena getaran dan kebocoran.
4. Deformasi dari hook, pengecekan hooks seperti retak atau terkikis.
5. Hoisting rope, seperti kawat-kawat mulai putus, aberasi dan tidak tergulung sesuai alur pada drum.

Inspeksi Bulanan sampai Tahunan
1. Sambungan seperti baud, mur, paku keling, pin pengunci dst, yang mungkin aus atau kekenduran.
2. Komponen rail, beam dll, yang mungkin mengalami deformasi, retak atau pecak atau karena kerusakan yang diakibatkan karena adanya korosi.
3. Komponen mekanik seperti Poros, bearing, pin, roda gigi, roller, pengunci dan klem, yang mungkin mengalami aus, pecah, retak atau distorsi beban.
4. Komponen pasak, brake, pin, pengangkat, lapisan dst terhadap kotoran/kerak yang berlebihan.
5. Komponen rope drum dan sheaves, lapisan dst terhadap kotoran/kerak yang berlebihan.
6. Komponen motor yaitu unjuk kerja dari motor, komutator serta slip ring dan bushes, dll.
7. Komponen Rantai dan Sproket dari kerak-kerak logam dan kotoran yang berlebihan.
8. Komponen hooks dari keretakan yang dapat dideteksi dengan magnetik parikel, pencelupan kedalam bahan penetran atau alat pendeteksi lainya. Komponen komponen hooks lainya seperti baut, pin pengunci, dan pengaman.
9. Komponen pengaman beban, dan pengaman alat yang dipasang pada crane.
10. Komponen kelistrikan yang lainya seperti control dan pengawatan yang mungkin mengalami kekenduran dan kotoran, serta pembersihan kontaktor dari kotoran.
(Merujuk dari maintenance enginering handbook)

Rabu, 13 Mei 2009

IDENTIFIKASI BUNYI PADA KENDARAAN ANDA?

Waspadai Bunyi Tidak Normal pada Kendaraan


SERINGKAH sering Anda memperhatikan bunyi-bunyian yang keluar dari kendaraan Anda? Ternyata tanda-tanda kerusakan mobil bisa ditemukan dari munculnya bunyi-bunyi yang tidak normal.

Nah, apa sajakah bunyi-bunyi tersebut? Berikut ini daftarnya:

1. Suara dengung di mesin
Periksa van belt, mungkin terlalu kencang. Efek bila didiamkan saja komponen ini bisa putus yang memicu tidak bekerjanya water pump dan alternator (dinamo ampere) yang dapat mengakibatkan mesin overheating maupun batere (aki) tidak mendapat pengisian arus yang nantinya akan membuat kendaraan menjadi mogok. Kondisi van belt yang abnormal (terlalu kendor) juga bisa menimbulkan bunyi lain, yaitu bunyi mencicit. Efek buruknya sama dengan van belt terlalu kencang.

2. Suara dengung di roda
Biasanya terjadi saat mobil diajak lari dengan kecepatan tinggi (di atas 40 km/jam). Periksa bagian kaki-kaki, terutama bearing roda dan roda-rodanya. Bila suara terdengar dari depan, berarti pemeriksaan harus dilakukan di roda-roda depan. Mungkin saja bearing roda sudah aus, atau permukaan roda-roda sudah tidak rata. Memang tidak terlalu berdampak ke bagian lain, tetapi suara ini cukup mengganggu kenyamanan.

3. Suara berisik seperti logam bertubrukan di bagian depan
Terutama ketika melewati permukaan jalan yang rusak (berlubang). Periksa bagian kaki-kaki, terutama tierod dan end rod. Kemungkinan komponen ini sudah aus (tidak presisi lagi) sehingga menimbulkan bunyi saat beroperasi.

4. Suara kasar di mesin saat AC dihidupkan
Periksa kompresor AC, kemungkinan ada bearing kompresor AC yang rusak atau oli kompresor bermasalah (ada kebocoran). Jika dibiarkan akan membuat kerusakan pada kompresor itu sendiri.

5. Suara kasar seperti dua logam berbenturan
Terutama ketika gas kita hentak. Kasus ini biasanya terjadi pada kendaraan dengan sistem penggerak roda belakang. Periksa propeller shaft (kopel), kemungkinan cross joint-nya sudah aus bahkan pecah. Selain bersuara kasar, body mobil juga bisa bergetar terlalu keras bila propeller shaft tidak balance.

Mulai sekarang, selalu waspada pada setiap bunyi-bunyian yang keluar dari kendaraan Anda.
Sumber (//ton) http://www.okezone.com

Kamis, 07 Mei 2009

mengenali kerusakan-kerusakan pada printer






Perkembangan industri printer pada hari-hari terakhir memaksa kita untuk lebih serius mempelajari karakter-karakter printer terbaru sehingga gangguan-gangguan pada penggunaan printer yang diakibatkan oleh modifikasi ataupun hal-hal yang lain dapat kita cermati dan kemudian dapat kita berikan jalan keluar terbaik, berikut ini kami akan memberikan sedikit paparan tentang kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada printer inkjet dan tentunya yang kami sampaikan ini tidak lengkap dan jauh dari kesempurnaan, tapi kami berharap bisa bermanfaat, bagi kita para pengguna printer inkjet.

Permasalahan Pada Printer Inkjet

Pada printer Canon, Epson, HP, dan Inkjet semua type, jumlah pencetakannya akan selalu diakumulasikan hingga batas tertentu. Bila sudah mencapai batas yang ditetapkan, maka akan Overload dengan ditandai lampu LED menyala secara bergantian atau disebut dengan BLINKING dan bahkan mati total, jika hal ini terjadi, maka mau tidak mau printer harus dibawa ke service center. Hal ini tidak masalah jika rumah kita dekat. Lalu bagaimana jika Rumah Kita Di Luar Kota atau bahkan di Luar Pulau? Solusinya kita harus menservice sendiri printer kita, syaratnya harus punya software RESETTER dan trik bagaimana meresetnya. Dengan Software ini anda juga bisa membuka service Printer di rumah, dan pasti akan menjadi salah satu sumber uang.

Kenapa Blinking?

Sehabis proses head cleaning printer Anda tidak bisa nge-print? Tombol power dan tombol error menyala terus alias BLINKING. Jangan salahkan siapapun! Itu karena protection counter yang sedang menyelamatkan printer Anda, maksudnya protection counter tersebut memberitahu Anda bahwa tinta buangan dalam tangki penampungan sudah penuh.

Jika saja protection counter ini tidak memberitahu Anda maka tangki tinta pembuangan akan terus terisi ketika melakukan proses head cleaning dan penuh hingga membanjiri printer Anda dan kemungkinan printer Anda akan rusak total. Jadi akibat hal tersebut printer Anda tidak berfungsi dan tangki penampungannya harus di bersihkan/dikosongkan dahulu. Setelah itu Anda harus me-reset protection counter dengan bantuan software khusus.
Sayang sekali software untuk me-reset protection counter-nya tidak diberikan dalam paket penjualan printernya. Mungkin karena untuk mengganti/membersihkan tangki tinta penampungan membutuhkan skill teknisi. Memang, sedikitnya tangan Anda akan terciprat tinta tapi itu tidak masalah bukan? Tapi jika Anda tidak ingin terciprat tinta, sebaiknya Anda membawa printer Anda ke Service Center, jangan lupa membawa uang service sekitar Rp. 50.000,- plus ongkos jalan Anda! Dan rutinitas ini biasanya dilakukan 1 - 2 kali setahun tergantung pemakaian Anda!

Proses terjadinya blinking…

Printer Inkjet pada semua tipe, memiliki sensor untuk menghitung berapa jumlah kertas yang telah tercetak dan hal ini akan terus diakumuiasikan hingga mencapai batas yang
telah ditetapkan oleh masing-masing vendor printer. Apabila batas tersebut telah tercapai maka akan terjadi overload dengan ciri-ciri lampu
akan berkedip bergantian (merah-kuning, atau hijau-oranye) kejadian ini disebut dengan Blinking.

Sebenarnya Blinking maupun waste ink sebagai counter (penghitung) dimana kegunaan counter ini adalah untuk prepare jangan sampai limbah tinta di dalam printernya melebihi kapasitas busa / padnya (waste pad) sehingga kepenuhan dan luber, kalau sudah luber malah kotor dan bisa merembes ke part yang lain.
Kalau Anda memperhatikan modifikasi printer Epson atau Canon dengan menggunakan tinta infus, selalu dipasang botol kosong dibelakang body printer tersebut. Mengapa ? Hal ini dilakukan agar yang dibuang pada saat pertama printer dinyalakan ataupun pada saat proses cleaning tidak memenuhi busa penampungan.

Selain kerusakan blinking pada printer, ada beberapa macam kerusakan lainnya yaitu :
* Indikator kerusakan akibat driver tidak benar
* Dokumen berwarna yang tercetak hanya 1 warna
* Warna cetakan tidak bersih
* Hasil cetakan dan tampilan layar tidak sesuai
* Teks yang divetak terpotong pada pojok kiri bawah, tepi kiri, atau tepi bawah
* Teks atau gambar tercetak terbalik (seperti efek kaca)
* Pembesaran/pengecilan tidak benarf
* File yang hanya satu halaman tercetak berulang kali, 2 kali atau lebih.
* Warna yang keluar bergaris atau tidak sesuai
* Garis lurus tercetak rusak/hancur
* Terlihat garis putih/bercak-bercak pada hasil cetakan
* Warna cetakan tergores atau tidak rata
* Printer tidak dapat mencetak
* Kertas tidak berjalan dari putaran printer
* Kerusakan pada rangkaian dasar seperti paper feed (pengumpan kertas), head printer, carriage (pembawa) head printer, power supply
, electronic control package.
sumber www.elitha-eri.net

Jumat, 27 Maret 2009

PEDOMAN PENGOPERASIAN INK JET PRINTER



Dalam edisi kali ini saya akan memaparkan cara atau prosedur pengoperasian mesin ink jet printer. Mesin ink jet printer digunakan hampir disetiap sektor industri untuk mengidentifikasi produk atau juga untuk menandai masa kadaluarsa produk seperti banyak digunakan untuk industri makanan.

a. Sebelum mengoperasikan Ink Jet Printer, pastikan instalasi print head, sensor dalam kondisi baik ( tidak menyentuh bodi machine dan produk )
b. Periksa level tinta dan make-up pastikan level cairan tidak berada dibawah batas minimum. Lakukan penambahan cairan tinta dan make-up apabila level cairan mendekati batas minimum.
c. Pastikan kondisi kabel power supply dalam keadaan baik.
d. Nyalakan printer dengan menekan tombol power UPS dan power ink jet printer yang terletak disisi kanan bodi mesin.
e. Tunggu hingga layar menyala ( ± 10 detik ) dan status berubah dari STOP menjadi PAUSE
f. Lakukan setting parameter karakter tampilan printer
g. Tekan tombol START UP pada layar, tunggu hingga status berubah dari STARTING menjadi READY ( ± 30 detik )
h. Pada produk pertama, cek hasil printer ( ketebalan tinta, tinggi, lebar, dan kelurusan tulisan )
i. Apabila sudah sesuai ( ketebalan tinta, tinggi, lebar, dan kelurusan tulisan ) kerjakan sesuai dengan jumlah yang diinstruksikan, apabila terjadi penyimpangan hapus hasil printer dengan menggunakan cairan dalam botol pembersih dan lakukan setting ulang.
j. Lakukan kembali setting parameter untuk mengubah urutan proses.
k. Lakukan perubahan status dari READY menjadi STANDBY sebelum istirahat,
Lakukan perubahan status dari STANDBY menjadi READY setelah istirahat dengan menekan tombol MANUAL  STANDBY/READY  OK pada layar
Apabila proses produksi telah selesai, matikan printer sesuai dengan prosedur yang dinstruksikan
l. Matikan sumber listrik dengan menekan tombol power UPS dan Stop contact listrik
m. Bersihkan bodi mesin dengan menggunakan kain lap halus

Kamis, 26 Maret 2009

MEMILIH ALAT UKUR MICROMETER DAN PERAWATANNYA



Technical Data


Functions:
Origin-set, Auto power on/off, Inch/mm conversion



Accuracy:
±.0001" (excluding quantizing
error)


Resolution:
.00005"/0.001mm



Flatness:
0.3µm / .000012"


Parallelism:
2µm / .00008



Measuring faces:
Carbide tipped


Display:
LCD





Battery:
SR44 (1 pc.), 938882


Battery life:

Approx. 1.2 years under normal use



Alarm:
Low voltage, Counting value composition error

Keterangan
Mituyo digimatic micrometer merupakan micrometer pengukur yang sangat cocok diggunakan untuk industri manufaktur karena anti air. dimana dalam proses industri tidak jarang menggunakan cairan baik itu air, water cooling maupun oil.
Berikut spesificasinya
  • Tahan terhadap cairan untuk tempat kerja yang terdapat banyak debu, coolant/air/oli
  • Tahan terhadap oil karena material terbuat dari plastik
  • Layar LCD yang besar dan desain switch yang memudahkan untuk pengoperasian
  • Desain tebaru
  • otomatis power on dan off

  1. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR
    1. Jangan melakukan modifikasi pada alat ukur.
    2. Jangan menggunakan atau menyimpan alat ukur pada tempat yang temperaturnya berubah dengan tiba-tiba, usahakan penggunaan pada temperatur yang stabil atau temperatur ruang.
    3. Jangan menyimpan alat ukur pada tempat yang lembab dan berdebu.
    4. Bersihkan alat ukur dari cairan ( coolant, air dll ) yang menempel pada saat pengukuran untuk mencegah adanya karat yang dapat menyebabkan kerusakan pada alat ukur.
    5. Jangan memberikan goncangan yang besar pada alat ukur secara tiba-tiba sepeti Jatuh atau memberikan gaya yang berlebihan pada saat pengukuran.
    6. Bersihkan alat ukur dari debu, tatal dan uap air setelah alat ukur digunakan.
    7. Bersihkan alat ukur dengan menggunakan tissu atau kain lap yang lembut. Jangan membersihkan alat ukur dengan menggunakan cairan organik (solvent, thinner)
    8. Jangan memutar spindle hingga batas range pengukuran karena dapat merusak alat ukur.
    9. Alat ukur dapat dihidupkan dengan mememutar handle, ratchet atau menekan tombol zero/absolut. Alat ukur otomatis mati apabila didiamkan selama " 20 menit.
    10. Lepaskan baterai dari alat ukur apabila micrometer tidak digunakan lebih dari 3 bulan.